Unit Kesenian Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta pada bulan Mei ini akan mengadakan rangkaian lomba dalam rangkaian acara Dies Natalis UNJ bertajuk "Festival Seni UNJ 2013"
Ada 3 tangkai Lomba yang akan diselenggarakan:
1. Lomba Baca Puisi (22 Mei 2013)
2. Lomba Monolog (23 Mei 2013)
3. Lomba Pop Singer (24 Mei 2013)
Judul-judul Puisi (Putra&Putri):
1. Kangen (Helvy Tiana Rosa)
2. Apakah Sampai Padamu Berita Tentang Mahanazi (Helvy Tiana Rosa)
3. Sembahyang Rumputan (Ahmadun)
4. Semesta Luka (Dorothea Rosa Herliany)
5. Yang Terapung diatas Gelombang (Taufiq Ismail)
6. Sebuah Jaket Berlumur Darah (Taufiq Ismail)
7. Doa Untuk Indonesia (Abdul Hadi WM)
8. Sajak Sebatang Lisong (W S Rendra)
9. Jembatan ( Sutardji Colzum Bahri)
10. Selamat Pagi Indonesia (Sapardi Djoko Damono)
Judul-judul Monolog (Putra&Putri):
1. Malam Gelisah (Ida Khoirotin)
2. Blok (Putu Wijaya)
3. Tolong (N.Riantiarno)
4. Para-para Pelayat (Bina Margantara)
5. Monolog Topeng (Rahman Sabur)
6. Rumah dan Tetesan (Riris K.Toha)
Judul-judul Lagu (Putra) :
1. Harus Terpisah (Cakra Khan)
2. Matilah Kau (Once)
3. Aku Yang Tersakiti (Judika)
4. Panah Asmara (Afgan)
5. Tertatih (Kerispatih)
Judul-judul Lagu (Putri) :
1. Cinta Sejati (Bunga Citra Lestari)
2. Pasti Bisa (Citra Skolastika)
3. Could It Be (Raisa)
4. Rindu (Agnes Monica)
5. Mimpi (Anggun C. Sasmi)
Technical Meeting dan Pengambilan nada dasar pada 18 Mei 2013
Perlombaan ini memperebutkan PIALA REKTOR, UANG TUNAI & SERTIFIKAT !!
Jadi buat kamu-kamu yang suka baca puisi, nyanyi atau bermonolog.. LETS SHOW YOUR TALENT !! :D
TEATER CASTRA MARDIKA
Teater Castra Mardika bernaung di dalam Sub Unit Sastra Drama Unit Kesenian Mahasiswa (UKM) UNJ.
Kamis, 02 Mei 2013
Selasa, 12 Maret 2013
Pembinaan Ke- sekian, Senin 11 Maret 2013
Pada sebelas maret kemarin, kami kembali lagi melaksanakan pembinaan (melaksanakan?) yah setelah beberapa kegiatan yang sedikit menggangu pembinaan akhirnya kita kembali khusyuk u,u.
Kami punya beberapa program kerja di tahun ini.. salah satunya PRODUKSI PEMENTASAN !! pementasan ini direncanakan akan terlaksana pada bulan september, pementasan tahun ini kami melirik lenong untunk dipentaskan, tapi masih belum pasti, tentu, seperti biasa melalui proses proses diskusi terlebih dahulu :')
Nah ! pembinaan senin kemarin kami menambah pengetahuan tentang lenong dengan menonton video lenong yang disuguhkan oleh Kasub kami, Harrrrrrrrrrrrrry Akbar Taher. Penayangan video dimulai setelah selesai olah tubuh dan istirahat solat magrib. Kami menonton lewat sebuah laptop dengan bantuan 2 speaker kecil, sederhana, seperti biasa :). Bermenit-menit kami menontonnya tapi... yaahhh namanya sederhana, jadi yaahh.. sederhana memang, jadi yaa sederhana, karena saaaangat sederhana kami akan melakukan observasi lebih mendalam lagi dengan menonton langsung pementasan lenong minggu besok di Setu Babakan, semoga dengan observasi itu wawasan kami tentantg lenong bertambah dan bertambah :)
Terlepas dari rencana pementasan itu, Senin kemarin kami juga membicarakan beberapa acara yang harus kami buat, kami isi, dan kami ikuti. salah satunya Malam Cinta Sasdram ( MCS ), HUT UKM UNJ, dan Lomba Monolog. kami mebicarakan konsep, konsep, dan konsep. banyak sekali ide untuk mengisi kata konsep ini :') ternyata kami kaya, walaupun sederhana :')
Yah sepertinya hanya segitu yang bisa saya ingat tentang pementasan kemarin, semoga semua konsep konsep dan konsep menjadi konsep yang terbaik dan tidak hanya menjadi sebuah konsep, tapi terealisasi :)
YAK ! SEKIAN ! SALAM BUDAYA ! :*
Jumat, 01 Maret 2013
AKU, SASTRA, DAN TEATER
Pembinaan sastra kita jum'at, 22 Februari 2013 bertema Aku, sastra dan teater. Kata pemateri kita kak Giring, tulislah sebuah cerita tentang aku, sastra dan teater. Bagaimana pengandaian diri diantara sastra dan teater. Tapi mungkin ada miss communication, jadinya kami anggota yang ikut pembinaan malah jadi menceritakan awal kisah bertemu dengan sastra dan teater. hahaha
Tapi yasudahlah udah di bikin juga,, dan hasil tulisannya di tempel di mading Castra Mardika.
Berikut Tulisan-tulisannya:
SALAM
BUDAYA !! :)
hai masbroh mbabroh..
kami pasukan dari sasdram akan mengisi
kekosongan madding castra mardika nih..
tema kita kali ini adalah………………………
sastra with love :*
ya ya ya ya! Karena tema kita adalah cinta, jadi isi madding
ini akan penuh dengan lope lope dan lope!
Ets, jangan merona dulu denger kata cinta, karena cinta itu ngga Cuma cinta sama pacar, sama
gebetan! Tapi juga cinta terhadap tuhan yang maha esa. Cinta terhadap orang
tua, cinta terhadap alam,
teman, barang tersayang, bulan, hujan, pohon, binatang, sandal, pancingan dan
lain-lain dah.
Okelah, ga mau banyak cincong! Langsung aja yuk
longok-longok karya-karya yang udah dipampang membahana di sekitaran madding
castra mardika. Selamat menikmati hidangan kitaaaaaa
Salam budaya !! :)
Admin
Nb :
Bagi yang ingin
mengirimkan karya-karya kalian (sastra, gambar, lirik lagu, partitur, gerakan
tari) atau kritik dan saran langsung saja temui pengurus Sasdram @sekret UKM
UNJ atau bisa kirim melalui e-mail ke : castramardika@gmail.com Arigatou,
thank you, xie xie, kamsahamnida, merci, gracias, terima kasih.. :)
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ,8 ,9 ,10 . . .
Baiklah sudah saatnya aku membahas, sudah saatnya aku berfikir,
sudah saatnya aku menerka. Tapi dari mana harus dimulai? Toh aku saja tidak tahu
apa yang aku bicarakan.. Hm..mungkin kalimat pertama yang harus aku buat adalah
“pada suatu hari . . .” ah tidak tidak ! itu terlalu basi .. oh aku tahu hmm
“Dahulu kala . .” ck ini sih SD banget kata-katanya. Hmm aku harus benar benar berfikir
keras . . . (diam sejenak) . . . ah! Mungkin dengan satu tarikan nafas panjang aku
bisa memulainya ,oke 1 .. 2 ..3 .. (aku mulai
menarik nafas) .. ‘fuuuuuuh’ . Jadi begini ceritanya ..hm dimulai dari mana ya?
Aku atau teater? Atau mungkin sastra? Oke dimulai dari aku dulu saja, tapi..tidak adil untuk mereka berdua. Baiklah biar adil aku
akan membahas ketiga-tiganya ..
Jika orang lain merasa dirinya menyatu
di dalam ketiga sesuatu itu, aku berbeda. Aku tidak merasa menyatu, bahkan aku menyadari
ada jarak yang aku ciptakan sendiri. Yah aku bukan pecinta kedua sesuatu tersebut
tapi aku juga tidak membenci keduanya. Aku hanya.. aku hanya merasa asing, aku tidak memahami mereka dan tidak berupaya memahami
mereka, tetapi bukan berarti aku tidak peduli
dan bukan berarti mereka tidak penting, bukan .. bukan itu.
Sesungguhnya aku belajar menghargai keindahan
di dalam sastra, aku belajar menangkap apa yang
di umpamakan oleh penulis,
penulis yang gila akan kata. Aku pun berusaha memasuki cerita di dalam cerita.
Yah.. aku menyukai sastra tetapi tidak menyatu di dalamnya.
Begitu pula teater, aku selalu terkesima
dibuatnya, baik di atas panggung maupun di atas kursi-kursi pejabat, alangkah hebat luar biasa mereka semua, 1
orang bias berubah menjadi 5 orang dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda ckckck..
bukan main .. yah asal kalian tahu saja ini bias dijadikan racun bagi
orang-orang yang berhati busuk, mereka bias menjadi PENIPU ULUNG . . .
bayangkan saja jika semua pemain teater berhati busuk uh! Bagaimana jadinya negeri
ini. Jika pemain teater = penipu ulung berarti semua penipu adalah pemain teater
yang sangat handal. Tetapi jika ini berada di tangan yang tepat tentu akan sangat
luar biasa, mereka tidak akan menciptakan
kenestapaan tetapi akan menciptakan keindahan, bahkan raga mereka pun
terlihat indah, di setiap gerakan mereka mengandung makna
,tepat disanalah keindahan mereka.
Aku memang tidak menjadi satu dengan sastra maupun teater tetapi aku mengenal mereka.. aku penggemar mereka dan kurasa aku akan tetap menjadi penggemar mereka, aku akan terus mengamati setiap langkah mereka dan aku akan tahu sifat-sifat setiap orang yang menyentuh mereka. Karena aku PENGAMAT mereka.
CHAMEL_
AKU, SASTRA DAN TEATER
Antara aku, sastra dan Teater
tampaknya sekarang telah terjadi sesuatu. Dulu,, menggamang melangkah tak
berarah. Bukan tak ada tujuan, tapi penggiring memudar tak tahu bersuara.Tak
banyak kata dapat diucap saat mulut dibungkam oleh berang mengundak raga, saat
tangis terpaksa ditelan abis, dan hardik menciutkan hati.Tapi banyak kata dapat
ditulis sebab ringis tak bersuara, ingin yang hanya harap dan oleh hati yang
menciut berucap.
Berawal dari rindu mengadu pada Ayah,
yang katanya “Tulih an dibuku wak, beko caliak an ka Ayah, bia Ayah bangih an
uni tu!”.Terbiasalah mulai mencurahkan kesal dan amarah pada bidang putih
bergaris sisa buku tak terpakai.Biar tak ku unjuk pun ke Ayah.Ku sudutkan dalam
dari tumpukan buku di lemari.
Ditengah-tengah awal bermula, diary
adalah sahabat., tak ada puisi atau pun sajak. Mulai dari “hari ini blablabla”
, lalu “kamu tau gk sech?”, sampai dengan “dear diary” semua dapat ditemukan
dibuku tulisan-tulisanku. dari telivisi aku tahu penulis-penulis banyak berasal drai Sumatra Barat. Ini membesarkan
hatiku, buat aku tak malu untuk menulis dan menunjukkan pada orang lain, iaa…
meskipun hanya teman dekat.
Banyak kata-kata yang ditulis buatku
agak bosan.Tapi menulislah alasanku berorganisasi.Ditengah-tengah menulis
pikiranku mulai terkebiri dengan kekangan kata itu sendiri.Sastra, mereka
menyebutnya, tapi ku bilang itu hanya tulisan atau puisi.Ternyata banyak yang
tak ku tahu.Tapi semakin banyak tahu semakin taka da karya.
Mungkin setahun lamanya tak pernah menulis. Banyak ku
hindari, ku abaikan hasrat, mencoba move on.Tak sengaja ku temukan Teater.
Dunia lain entah berantah, tak ku kenali sama sekali. Beri aku hari penuh tawa,
aku menyukainya. Menjadi orang lain, benda, hewan, pohon, angin, kapas, sandal,
pokoknya sesuatu Tapi ini tak semudah menulis kata. Kata yang ada seribu
maknanya. Beda jeda, intonasi dan artikulasi beda arti pula kata mereka. Tapi
ini hanya kata pikirku, namun taka da yang mudah.
Maka menurut ku, jika menulis itu
adalah penyaluran emosi, maka Teater adalah menggambarkan emosi.Dan emosi itu
adalah aku.
DITENGAHKAH ?
Perjumpaan
kami sangat tidak indah seperti jaman Siti Nurbaya, dijodohkan.Kami seperti air
dan minyak yang tidak bisa menyatu.Tapi kakak dari ibuku memaksa aku untuk mencintainya.Bagiku
saat itu kami masih terlalu dini untuk saling mencintai. Namanya Teater, usiaku
masih tujuh tahun saat berkenalan dengannya. Setiap hari minggu dipaksa bertemu
dan berkencan dan itu memuakan.
Seiring
berjalannya waktu, aku mulai membunuh Teater dalam pikiranku.Usiaku sudah
beranjak sepuluh tahun saat itu.Tanpa sadar dan secara tidak langsung
Teatermengendap dalam tubuhku dan lakuku. Terlihat dari caraku memainkan sebuah
lakon “Roro Jonggrang”, aku melihat baying-bayang Teater dan aku seperti masuk
dalam dimensi lain yang dulu tidak aku inginkan; mencintainya.
Aku
terlalu sibuk dengan segala tetek bengek di sekolah.Buku-buku yang harus
dibaca, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.Sampai suatu hari aku kedatangan
tamu yang masih asing.Guruku memperkenalkan Sastra padaku dan teman-teman
sekelas.Awalnya biasa saja, tapi ada yang aneh antara kami. Kata guruku dan
teman-teman aku cocok dengan Sastra! Tiap waktu aku terlihat bersama sastra.
Ya! Aku mulai sadar kala itu bahwa aku menyukai Sastra.
Aku
mulai remaja, dan semakin sering memadu kasih dengan Sastra.Tiap luang selalu
menyempatkan diri bertukar rindu.Setiap libur kami sering bertukar cerita, dan
aku baru tahu bahwa kami sudah berkenalan sejak usiaku delapan tahun,
katanya.pada masa itu Sastra selalu menjadi tempat aku bercerita tentang
kegiatanku, dan dia selalu ada bersamaku tiap malam ketika aku selesai dengan
kegiatanku. Ya! Aku semakin mencintai Sastra.
Aku
mulai dewasa, lebih tepatnya pra dewasa mungkin.Aku bertemu lagi dengan Teater
ketika hubunganku dengan Sastra sedang baik. Hah, Teater begitu menghipnotisku
pada saat itu. Tiap materinya membuatku ingin bertemu lagi dan lagi dengannya,
hingga tanpa sadar Sastra mulai cemburu.
Saat
ini, aku seperti kembali pada Teater yang dulu kubenci dan kujalani dengan
keterpaksaan.Sampai aku sadar, emosiku terhadap Sastra menurun. Hah, aku mulai
mengabaikan Sastra hingga membuatku mati kata sebelum menjadi sempurna. Apa aku
lebih mencintai Teater? Aku juga tidak tahu.Atau mungkin aku berada di tengah
lingkaran berbeda?Sastra dan Teater.
DINA_
BERKAT RINDU
Saat
itu senja. Setelah berkomunikasi dengan Tuhan, aku mencoba untuk berkomunikasi
dengan diriku. Aku buka laptop kesayanganku dan menyalakannya. Langsung aku
memutar playlistku. Lagu pertama yang mengalun adalah “unbelievable” nya Craig
David. Entah mengapa air matakau mulai menetes. Sepertinya aku rindu seseorang
yang selalu melantunkannya buatku.
Berkat
rindu dan jarak, aku kembali menekuni hobi menulisku. Aku mulai tertarik dengan
puisi lagi setelah sekian lama. Berkat rindu, aku akhirnya hadir di tengah-tengah
kelompok baru yang memberiku kenyamanan baru pula. Berkat rindu, akhirnya aku
meluapkan rasaku ini lewat sastra yang disukai pujangga-pujangga. Berkat rindu,
aku mulai berpuisi kembali.
Mengungkapkan
rasa seharusnya mudah buatku yang notabene cerewet dan sangat terbuka pada
siapapun. Tapi ada sesuatu yang lain yang kadang tidak bisa aku ungkapkan lewat
apapun kecuali puisi atau tulisan-tulisan cengeng lainnya.
Aku
berterimakasih pada rindu yang membuatku tak harus melakoni siapapun melainkan
diriku sendiri. Berkat rindu, aku tak perlu bersandiwara di depan banyak orang,
berpura-pura tegar padahal tidak. Berkat rindu, aku bebas menjadi diriku
sendiri.
Deanindhita_
A, A, dan A
Asri dan Atri berbincang bersama, lau
dia mengajak aku berbincang. Mereka selalu akur, sering bercanda. Mereka
mengajariku banyak hal, mereka mengajariku berkata, membaca, dan merasa. Tetap
saja ada yang kurang aku mengerti dari mereka, Asri contohnya, dari rawamangun
ke senen selalu saja lewat monas dulu, lalu Atri, “ga ada ekspresinya”,
katanya, entah, apa memang aku yang biasa – biasa saja menjalani hidup atau
Atri yang terlalu ekspresif. Tapi aku senang dengan mereka. Sejak kenal dengan
mereka, selera film-ku berubah, bacaanku berubah. Aku mulai bisa merasakan
ke-kompleks-an hidup, aku mulai bisa membaca hidup, merasakan hidup. Mereka
cantik, menarik, tapi tak mungkin aku berTuhan-banyak dengan mereka, suatu
hari, aku ingin mengenalkan mereka dengan temanku, Andi dan Kamri.
ADIT_
Langganan:
Postingan (Atom)