Halaman

Senin, 18 Februari 2013

SELAMAT ULANG TAHUN TEATER CASTRA MARDIKA

 SEMOGA SEMOGA SEMOGA.... AMIIIIIN   ^.^
TERUS BERPROSES,, 
TERUS  BERKARYA... 
DAN TERUS BEKELUARGA...
MOGA KIAN MEMBAHANA.... 

CASTRA MARDIKA.... PROSES TANPA BATAS,,,

Rabu, 06 Februari 2013

PEMENTASAN "REPUBLIK SAMPAH"

Berawal keprihatinan banyaknya sampah di sekeliling kita, lalu berlanjut menjadi sebuah republik yang semua isinya adalah "sampah". Baik sampah dalam arti sebenarnya maupun sampah manusia, dan sampah-sampah lainnya. Namanya Republik tentu ada Presidennya, tapi dia menjabat sudah 100 puluh tahun lamanya dan tubuhnya pun sudah renta. Konflik pun terjadi, rakyat berdemo menginginkan presiden untuk lengser. Tak ada Wakil Presiden hanya 2 orang pengawal perempuan dan setengah laki-laki. Mentri-mentri pun menolak untuk menjadi Presiden pengganti di Negeri yang kacau balau.
Pemainnya :
Acim sebagai Presiden
Gie dan Gita sebagai Ajudan
Isra sebagai Mentri koyo cabe nempel di kepala
Attu dan Aii sebagai Mentri Pemberdayaan wanita binal
Suci sebagai mentri pemuda-pemudi galau dan nggak bisa move on
Marwah sebagai Mentri Kelaparan dan kesakitan
Harry sebagai Mentri pertahanan KKN
Rumia sebagai pembaca puisi
Rizky sebagai mmmm.... apa iaaaa??

 











 















Jumat, 01 Februari 2013

Nama Pada Sebuah Cerita


      Seorang bijak berkata, “apalah arti sebuah nama?”. Tapi bagi sebagian orang nama begitu penting; nama adalah representasi, sebuah penggambaran identitas siapakah yang menggunakan dan mempunyai atau merupakan cerita dari sebuah sejarah. Begitu juga dengan yang terjadi pada kelompok teater mahasiswa di IKIP Jakarta (sekarang bernama UNJ).

      Kelompok teater mahasiswa tersebut dahulunya bernama atau menamakan dirinya “Teater Kita”, entah mengapa menamakan demikian. Mungkin saja karena  teater merupakan kesenian yang berkelompok sehingga untuk mempererat hubungan digunakanlah nama ‘Kita’.
   Seiring berkembangnya kesenian di IKIP Jakarta dan berkembangnya keinginan untuk menyatukan bermacam bidang seni di IKIP Jakarta tersebut ; maka pada 24 April 1982 didirikanlah Unit Kesenian Mahasiswa IKIP Jakarta disingkat UKM IKIP Jakarta. Unit tersebut digabungkan atas beberapa kelompok seni yang nantinya melebur menjadi SUB UNIT Sastra dan Drama, atau biasa disingkat dengan SUB UNIT SASDRAM.
    Beberapa produksi pementasan pun dilakukan. Tidak hanya yang kontemporer namun juga yang tradisi, tidak hanya yang realis namun juga yang tidak realis. Ini semua dilakukan sebagai wujud kecintaan terhadap dunia teater. Hingga pada akhirnya sekitar 18 Februari 2005 ketika Sub Unit Sastra Drama menghadiri acara yang bertujuan untuk menjadi wadah berkumpulnya kelompok teater mahasiswa di Jakarta yang bernama Komunitas Teater Kampus Jakarta yang disingkat dengan KOTEKA itu. Teater  Sasdram (dahulu lebih sering menggunakan nama itu) mengganti penggunaan namanya menjadi Teater Castra Mardika Sub Unit Sastra Drama UKM UNJ. Alasannya cukup sederhana, karena “mungkin” nama Teater Sasdram tidak cukup enak didengar.
    Castra Mardika sendiri diambil dari bahasa sangsekerta yang artinya Sastra/tulisan yang merdeka. Nama Castra Mardika sendiri bukan merupakan nama yang asing ditelinga Sub Unit Sasdram UKM UNJ. Ia adalah nama yang digunakan untuk majalah dinding yang ada di UKM UNJ dan pengurusnya dibawah Sub Unit Sastra Drama.
  Sampai sekarang Castra Mardika masih digunakan sebagai nama kelompok teater yang dikelola pembinaannya dibawah Sub Unit Sasdram UKM UNJ. Sudah hampir 8 tahun sejak penggunaan pertamanya pada 18 Februari 2005, teater Castra Mardika masih dan akan terus berproses seperti jargon yang selalu menyertai nama Teater Castra Mardika yaitu  “Proses Tanpa Batas”, dan tanggal 18 Februari dijadikan sebagai hari lahir Teater Castra Mardika yang diperingati setiap tahunnya.
     Pementasan  pertama yang menggunakan nama Teater Castra Mardika adalah Perampok/Rampok karya Van Sdilter. Itu merupakan produksi pementasan yang diikut sertakan pada festival yang dibuat oleh Komunitas Teater Jakarta pada tahun 2006. Sampai  yang terakhir pada tahun 2012 dengan Mastodon dan Burung Kondor karya WS. Rendra.

Shandi Fahri Azmi_26 Januari 2013